Aksi konvoi kelulusan anak-anak SMA melewati selatan Tugu Yogyakarta (dok.yusufnesia)
Sepertinya sudah menjadi tradisi turun temurun bagi para pelajar di daerah-daerah di Indonesia , ketika menyambut ke lulusan dirayakan dengan aksi konvoi keliling jalanan dan dengan bangganya mereka mencorat-coret seragam yang katanya sabagai ekspresi dari ungkapan rasa senang ketika dinyatakan lulus. Walaupun tidak semua pelajar melampiaskan rasa senangnya dengan aksi konvoi, namun pada kenyataanya hampir setiap kota-kota di Indonesia mometum kelulusan sekolah saat ini masih saja diwarnai dengan aksi konvoi di jalanan.
Pada (Jumat/05/2013) kemarin merupakan pengumuman
hasil Ujian Nasional (UN) SMA/SMK serentak di seluruh Provinsi di Indonesia, tak
terkecuali di Yogyakarta. Tak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada
pengumuman kelulusan kemarin, masih banyak para pelajar di kota ini yang melakukan
aksi konvoi melewati beberapa ruas jalan
di Yogyakarta seusai menerima hasil pengumuan kelulusan dari pemerintah.
Saat dimintai keterangan, berbagai pendapatpun muncul dari para pelajar mengenai
alasan mengapa mereka mengekspresikan
kelususunya dengan konvoi .“Menurut saya konvoi ini ungkapan rasa bahagia setelah 3 tahun sekolah
dan akhirnya lulus juga, kalau konvoi sih
yang penting tertib di jalan aja,”
ujar Dimas, salah satu pelajar SMA swasta di Yogyakarta yang juga mengikuti
konvoi dengan teman-teman sekolahnya.
Berbeda lagi dengan Sinta, salah satu pelajar SMA Negeri di Sleman ,“Saya ikut konvoi ini karena ikut-kut teman sekolah aja mas,tadinya gak kepikiran ikut konvoi gini, temen-temenku juga hampir ikut semua, lagian ini mungkin juga cuma sekali seumur hidup”, tutur Sinta dengan baju seragam sekolahnya yang penuh coretan dan warna-warni cat (baca : pilox).
Namun tidak semua pelajar mengekspresikan kelulusanya dengan mengikuti konvoi, seperti yang dilakukan Ari dengan teman-temannya, pelajar SMA Negeri di Yogyakarta ini lebih memilih membagi-bagikan nasi bungkus di pinggir-pinggir jalan untuk orang-orang yang kiranya membutuhkan, menurutnya kegiatan ini lebih bermanfaat untuk orang lain daripada ikut-ikutan konvoi.
Kurang kerjaan banget buntutin mereka konvoi :D, ini mereka sedang menyebrang Jl. Magelang (dok.yusufnesia)
Berbeda lagi dengan Sinta, salah satu pelajar SMA Negeri di Sleman ,“Saya ikut konvoi ini karena ikut-kut teman sekolah aja mas,tadinya gak kepikiran ikut konvoi gini, temen-temenku juga hampir ikut semua, lagian ini mungkin juga cuma sekali seumur hidup”, tutur Sinta dengan baju seragam sekolahnya yang penuh coretan dan warna-warni cat (baca : pilox).
Namun tidak semua pelajar mengekspresikan kelulusanya dengan mengikuti konvoi, seperti yang dilakukan Ari dengan teman-temannya, pelajar SMA Negeri di Yogyakarta ini lebih memilih membagi-bagikan nasi bungkus di pinggir-pinggir jalan untuk orang-orang yang kiranya membutuhkan, menurutnya kegiatan ini lebih bermanfaat untuk orang lain daripada ikut-ikutan konvoi.
Gerombolan anak-anak konvoi SMA yang sedang nongkrong di pinggir perempatan Tugu Yogyakarta (dok.yusufnesia)
Sementara itu saat dimintai keterangan
terkait dengan konvoi pelajar ini, dari
pihak kepolisian Kompol Joko Wiyono mengatakan “Satlantas Poltabes Yogyakarta sebetulnya sudah menghimbau ke beberapa sekolah untuk mengantisipasi aksi
konvoi pelajar, selain itu kami juga kerahkan di beberapa titik pos kantor
Polisi untuk memantau dan mengawal jika terjadi aksi konvoi di ruas-ruas jalan
Yogyakarta, namun tetap saja masih ada pelajar yang konvoi” Ujarnya, yang saat itu juga
sedang memantau arus kendaraan di sekitar Jalan Mangkubumi.
Namun
terlepas dari itu semua, mengapa aksi konvoi kelulusan pelajar di Indonesia saat
ini masih saja terjadi dari tahun ke tahun? apakah fenomena aksi konvoi
kelulusan itu akibat dari warisan struktural yang mengkristal di pikiran para
pelajar, sehingga kebiasaan seperti konvoi itu seolah-olah menjadi agenda
prioritas seorang pelajar yang mewarnai
setiap kelulusanya? ataukah mungkin hal itu bisa menjadi gambaran dari kurangnya
integritas dan kurangnya pendidikan karakter dari seorang pelajar sehingga
mudah sekali terbawa oleh arus lingkunganya, ditambah karena lemahnya sanksi dari penegak
hukum yang mungkin masih kurang tegas dan
terkesan terlalu toleran dalam menangani aksi konvoi para pelajar ini? tentunya
dari semua pihak harus bisa mengevaluasi dan menilai untuk mengubah semua
keadaan ini menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar